KONFIGURASI REMOTE SERVER (SSH) MENGGUNAKAN OPENSSH-SERVER PADA DEBIAN 12

Step By Step Lengkap Dengan Screenshot


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

HalloHai!..👋.. Perkenalkan nama saya Jelita Arum Andini. Mungkin kamu datang ke sini buat langsung praktik Konfigurasi Remote Server (SSH) pada Debian 12 , tapi percaya deh — ngerti dulu sedikit teorinya akan bikin kamu lebih cepat paham dan lebih mudah improvisasi ke depannya.

Jadi, sebelum kita ke tutorialnya, mari kita pelajari dulu semua teori yang berkaitan dengan Remote server, seperti deskripsi, fungsi, dsb. 😉🙌

Apa itu Remote Server (SSH)..❔

Remote Server adalah sebuah komputer server yang dapat diakses dan dikendalikan dari jarak jauh melalui jaringan, baik itu melalui jaringan lokal (LAN) maupun internet. Dengan kata lain, pengguna tidak perlu berada secara fisik di dekat server untuk mengoperasikan atau mengelolanya—cukup dengan koneksi jaringan dan perangkat lunak yang sesuai, pengguna dapat melakukan berbagai tugas administratif, manajemen sistem, hingga pemantauan server secara penuh. Sedangkan SSH sendiri adalah singkatan dari Secure Shell.

Fungsi Remote Server 💡

  • Akses dan Pengelolaan Server dari Jarak Jauh: Memungkinkan pengguna untuk masuk ke sistem server dan melakukan berbagai konfigurasi tanpa harus hadir secara fisik.
  • Mempermudah monitoring penggunaan resource: Dalam dunia hosting, monitoring resource adalah hal yang penting untuk memastikan sistem berjalan dengan baik. Namun, dengan teknologi server jarak jauh, pengguna dapat dengan mudah memantau dan mengontrol resource dari jarak jauh.
  • Mengelola File dan Backup DataKamu bisa menyimpan, menghapus, mengunduh, dan memindahkan file. Selain itu, remote server bisa digunakan untuk membuat backup otomatis agar data tetap aman.
  • Mempermudah maintenance: Remote server memungkinkan maintenance dan perbaikan masalah teknis pada server dilakukan secara mudah dan cepat. Meskipun terjadi masalah seperti crash, bug, atau kesalahan teknis lain, server jarak jauh memungkinkan teknisi untuk mengakses server dari jarak jauh dan melakukan perbaikan tanpa harus berada di lokasi fisik server.

Kelebihan Remote Server ✅

  • Akses dari Mana Saja: Bisa diakses dari lokasi mana pun selama ada koneksi internet.
  • Efisiensi dan Skalabilitas: Sumber daya (CPU, RAM, storage) dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan tanpa harus membeli perangkat keras fisik baru.
  • Biaya Pemeliharaan Lebih Rendah: Tidak perlu perawatan fisik seperti server lokal (on-premise); penyedia layanan biasanya yang menangani.
  • Backup dan Keamanan Lebih Baik: Banyak remote server dilengkapi sistem backup otomatis dan keamanan tingkat lanjut seperti firewall, enkripsi, dan monitoring 24/7.
  • Kolaborasi Tim: Memudahkan tim bekerja secara kolaboratif karena semua orang bisa mengakses server yang sama.


Kekurangan Remote Server ❎

  • Ketergantungan pada: Koneksi InternetTidak bisa diakses jika koneksi internet buruk atau terputus.
  • Masalah Keamanan Data: Data berada di pihak ketiga, sehingga ada risiko kebocoran atau pelanggaran privasi jika server tidak aman.
  • Biaya Langganan Berkala: Dibandingkan server lokal satu kali beli, remote server biasanya membutuhkan biaya bulanan atau tahunan.
  • Latency: Ada jeda waktu (latency) saat mengakses, terutama jika server berada di lokasi geografis yang jauh.
  • Keterbatasan Kontrol: Akses fisik dan kendali penuh terhadap hardware tidak dimiliki, tergantung pada penyedia layanan.
  • Downtime dari Pihak Ketiga: Jika penyedia mengalami gangguan, pengguna tidak bisa berbuat banyak.


Cara Kerja Remote Server 🛠

1. Pengguna Mengakses Lewat Internet
  • Pengguna terhubung ke server menggunakan koneksi internet, biasanya melalui protokol tertentu seperti SSH (untuk akses terminal), RDP (untuk tampilan desktop), atau HTTP/HTTPS (untuk layanan web).
2. Permintaan Diproses oleh Server
  • Pengguna mengirimkan perintah atau permintaan, server akan memproses permintaan tersebut dan mengirimkan hasilnya kembali ke pengguna.
3. Manajemen Melalui Antarmuka Jarak Jauh
  • Server dapat dikendalikan sepenuhnya dari jarak jauh—baik melalui terminal perintah (command line), dashboard berbasis web, maupun aplikasi manajemen lainnya.
4. Keamanan dan Autentikasi
  • Sebelum dapat mengakses, pengguna harus melalui proses login atau autentikasi (biasanya dengan username dan password atau SSH key) untuk menjaga keamanan.
5. Server Memberikan Layanan Sesuai Fungsi
  • Menjalankan website
  • Menyimpan data
  • Menjalankan aplikasi (misalnya aplikasi backend)
  • Komputasi jarak jauh

Langkah - Langkah Konfigurasi Remote Server🚀

1. Sebelum memulai menjalankan debian seting terlebih dahulu networknya.
Untuk Adapter 1 setting sebagai Adaptor Hanya-host (Host-only Adapter)Untuk Adapter 2 setting sebagai Bridged Adapter. Untuk Adaptor 3 setting sebagai Jaringan Internal. Selanjutnya untuk Mode Promiscuous ganti ke (Izinkan Semua) pada masing-masing adaptor.
Jika sudah klik OK dan Start.



2. Login ke debian sebagai root dan masukkan passwordnya. Lalu masukkan command "nano /etc/network/interfaces" untuk menyetting IP address seperti contoh dibawah (sesuaikan dengan masing-masing IP). Jika sudah tekan CTRL+S untuk menyimpan dan CTRL+X untuk keluar dari konfigurasi.

3. Lalu lakukan restart dengan perintah "systemctl restart networking" agar dapat menerapkan konfigurasi yang telah dibuat dan selanjutnya masukkan command "ip a" untuk mengecek kecocokan konfigurasi.

4. Masukkan command "apt install openssh-server" jika muncul pertanyaan [y/n] pilih "y" kemudian enter.

5. Selanjutnya masukkan perintah "dpkg -l openssh-server", jika terdapat tulisan "ii openssh-server" pada bagian pojok kiri bawah maka instalasi berhasil. Keluar kembali ke terminal dengan cara klik CTRL C.

5. Masukkan perintah "nano /etc/ssh/sshd_config" untuk konfigurasi pada file  SSHD.
Hapus tanda pagar (#) pada Port 22 dan PermitRootLogin. Pada PermitRootLogin dibagian prohibit-password ganti dengan "yes". Lalu simpan dengan Ctrl+S lalu  CTRL + X.
Setelah itu restart SSH nya dengan perintah "/etc/init.d/ssh restart". 

6. Lalu kalian masuk ke view network connection dan pilih ethernet nya. Lalu kalian konfigurasi IP nya, untuk IP address nya kalian pakai IP baru sedangkan untuk Gateway nya kalian pakai IP Debian nya, dan untuk DNSnya kalian isi sama dengan IP Gatewaynya.

Tahap Pengujian

1. Buka Putty dan kalian masukkan IP Debian serta port nya tadi lalu klik open

2. Login sebagai root dan masukkan password sama persis seperti debiannya.

3. Uji coba dengan membuat folder ( directory ) baru dengan cara menuliskan perintah "mkdir (nama folder)", lalu cek di debian dengan perintah "ls". Jika muncul nama folder yang kalian buat maka konfigurasi remote server kalian telah berhasil.
_____

Sekarang kamu sudah tahu bagaimana remote server bekerja—mulai dari konsep dasar hingga manfaat dan cara aksesnya dalam kehidupan nyata.

Bayangkan jika semua aplikasi atau data harus disimpan dan dijalankan di komputer lokal, tentu akan terbatas dan kurang fleksibel, apalagi jika bekerja secara tim atau dari lokasi berbeda. Untungnya, remote server hadir sebagai solusi andal untuk akses jarak jauh, efisiensi kerja, dan fleksibilitas tanpa batas. 💻🌐

Sudah siap mencoba sendiri? Yuk, praktikkan langsung divirtual network kamu!

Sampai jumpa di tutorial selanjutnya | Wassalamu’alaikum Wr. Wb. ✨

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONFIGURASI DNS SERVER PADA DEBIAN 12

KONFIGURASI DHCP SERVER PADA DEBIAN 12

KONFIGURASI MAIL SERVER PADA DEBIAN 12